Keadaan Rasulullah SAW di Perang Uhud makin kritis setelah gugurnya Umarah bin Sakan dan enam temannya dari sahabat Anshar. Serangan kaum kafir Quraisy makin menjadi-jadi. Utbah bin Abi Waqqash, saudara dari Sa’d, menyerang Nabi SAW dengan batu hingga melukai lambung, gigi seri dan bibir beliau. Abdullah bin Syihab sempat memukul dan melukai kening beliau. Dan akhirnya Abdullah bin Qami’ah berhasil memukul bahu dan pipi beliau hingga beliau jatuh terjerembab ke dalam suatu lubang, dan dua potongan besi menancap di pipi beliau. Dua sahabat Muhajirin yang tersisa, Sa’d bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah hampir tidak mampu lagi bertahan.
Ketika pada akhirnya Thalhah roboh, dua orang sahabat berhasil mencapai tempat Nabi SAW, yakni Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Kemudian beberapa orang menyusul seperti Abu Dujanah, Ali bin Abi Thalib, Sahl bin Hanif, Malik bin Sinan, seorang wanita Anshar, Nasibah (Nusaibah) binti Ka’ab al Maziniyah, atau yang lebih dikenal dengan Ummu Ammarah, Umar bin Khaththab, Qatadah bin Nu’man, Hathib bin Abi Balthaah, dan Abu Thalhah.
Mereka ini menjadikan tubuh mereka menjadi tameng hidup untuk melindungi Nabi SAW dari serangan kaum Quraisy yang datang tanpa hentinya. Sahl bin Hanif adalah seorang pemanah ulung, dan ia berjanji kepada Nabi SAW untuk siap mati dalam melindungi beliau. Tidak sekedar bertahan, bahkan ia menerjang barisan pasukan Quraisy yang bergelombang datang. Tak ayal tubuhnya dihujani senjata dan akhirnya gugur menemui syahidnya.
Note:sn352
Posting Komentar